Senin, 04 Juni 2012

Osaka 11 [Fanfiction]


Title : Osaka 11
Author : me ^ ^, (Beta reader: Bunda Dinchan Tegoshi)
Genre/Rating : Drama, Romance, a lil bit of Sci-fi, AU/sementara masih PG-15
Chara (fandom) : Arioka Daiki (Hey! Say! JUMP, Suzuki Saifu (OC), Takahashi Noeru (OC), Chinen Yuuri (Hey! Say! JUMP), Yabu Kota (Hey! Say! JUMP)
Warning : OC, OOC, deviasi fakta bioteknologi, futuristic-setting.
Disclaimer : Arioka Daiki, Chinen Yuuri dan Yabu Kota berada dibawah kekuasaan Johnny’s Entertainment, Suzuki Saifu boleh pinjem dari Fukuzawa Saya, “The Island” adalah properti dengan hak milik penuh Caspian Tredwell-Owen dan Alex Kurtzman (penulis) dan Michael Bay (director).
B/A : Sangat terinspirasi dari film epik “The Island”. Sekaligus hasil kegalauan author karna gak bisa jawab pertanyaan tentang seleksi klon rekombinan dengan melibatkan gen LacZ #abaikan. Comments and reviews are love, minna. Flame yang membangun juga diterima dengan hati terbuka.

Summary : “Mereka bilang, ini kriminalitas dengan tingkat yang cukup tinggi. Untukku, ini adalah hal yang kulakukan dengan mengikuti kata hati. Yah, anggap saja... perjalanan kawin lari.”



.oOo.

Chapter 1. The Home

Satu

“Nah, selesai...” ucap si pemuda manis, tersenyum.
“A, apa ini, Yuuri-kun?” sementara gadis dihadapannya hanya menatap penuh tanya, menyentuh hiasan kecil yang kini terpasang di rambut hitamnya.
“Jepit rambut. Sudah aku duga, Fu-chan terlihat cantik dengan itu...”
“Cantik itu… apa?”
“Ha ha ha. Sudahlah, disimpan, ya. Itu hadiah dariku…”
“Un. Terimakasih.”
Yuuri hanya membalas –lagi-lagi- dengan senyumannya.

Sementara itu, seseorang melintas dan melihat aktifitas mereka. “Ehm. Saifu, ternyata kau disini. Baguslah, aku jadi tidak perlu mengirimimu pesan. Maafkan aku karena mengganggu kesenangan kalian, tapi sekarang waktunya Saifu untuk melakukan test kesehatan...“ ujar si wanita berkacamata, disini ia biasa disapa Takahashi.
H, hai...“ dan “Okay!“ jawab Saifu dan Yuuri bersamaan.

Saifu bersama Takahashi kemudian menghilang dibalik lorong putih metalik yang sewarna dengan lantainya, menginggalkan Yuuri yang berlari pelan sambil berjinjit-jinjit –nyaris terlihat seperti melompat, mungkin mencari teman main baru.

Daiki Arioka hanya bisa menatap dari kejauhan. Ini sudah hampir bulan keempatnya bekerja disini, Takahashi Biotech. Dia bukan ilmuwan, tapi teknisi. Sudah hampir bulan keempatnya pula ia selalu memperhatikan Saifu Suzuki, salah satu penghuni Osaka 11 –sistem berupa distrik yang berada dibawah naungan Takahashi Biotech.

--

“Tenggorokanku terasa... aneh...“
Gomen ne. Tak akan berlangsung lama. Tablet yang tadi kau telan adalah nanochip yang akan memindai kondisi sistem pencernaanmu...“
“Ah,“ Saifu tak tahu harus menjawab apa.
“Tenang saja. Proses ekskresinya akan sama seperti obat biasa. Sepuluh jam setelah kau menelannya.“
Saat Takahashi menyelesaikan kalimat, komputer di depannya sudah menampilkan beberapa data yang diperlukan –untuk yang disebutnya dengan pemeriksaan kesehatan.

“Hmm, ada sedikit keanehan. Penyimpangan kecil dari metabolisme ideal. Padahal kami selalu memantau kesehatanmu secara rutin dan mengontrol asupan makananmu, harusnya ini tidak terjadi...“
Saat itu Saifu tahu, yang bisa dilakukannya hanyalah menunduk.
“Jangan khawatir, Saifu. Kami akan mengatasinya...“
“Un.“
“Pemeriksaan selesai. Kau boleh pergi.“

“Terimakasih, Takahashi-san.“ Saifu beranjak dari tempat duduknya dan kemudian membungkuk.
“Tunggu. Jepit rambut itu, apa Yuuri yang memberikannya?“
“Ah, ya. Yuuri-kun yang meletakkannya dirambutku...“

“Cocok untukmu. Seperti perkiraanku, Yuuri memang menyukaimu.“ Takahashi mendekati Saifu, memasangkan satu jepit rambut lagi tepat di bawah yang tadi dipasangkan Yuuri dan tersenyum. Cara Takahashi tersenyum mengingatkan Saifu pada Yuuri, mereka tersenyum dengan cara yang sama, tapi ada sesuatu yang menurut Saifu berbeda dari senyuman Takahashi, sesuatu yang tidak bisa digambarkan dengan kata-kata. “Jepit rambut ini sebenarnya ada sepasang, tapi entah kenapa Yuuri hanya membawa satu, sekarang kau boleh memiliki keduanya.”
“Apa tidak apa-apa?”
“Tentu saja. Kau terlihat manis. Kadang aku membayangkan bagaimana rasanya punya anak perempuan...“
“Eh?“
“Bukan apa-apa. Sudahlah, nikmati harimu, Saifu...“

Hai. Terimakasih banyak, Takahashi-san. Aku permisi.”
Dan hari itu Saifu keluar dari ruangan pemeriksaan dengan senyum terkembang, seperti hari-hari yang lainnya.

--

“Daiki-san, maaf aku terlambat…” ucap Saifu seraya duduk di samping sang teknisi berseragam abu-abu.
“Tak masalah. Bagaimana pemeriksaan kesehatanmu tadi?” balas Daiki.
“Eh? Dari mana Daiki-san tahu aku baru saja melakukan pemeriksaan kesehatan?”
“Ah, itu. Aku ya… tahu” Daiki merasa sedikit salah tingkah, merasa seperti stalker atau semacamnya, meskipun Saifu tak akan pernah bermasalah dengan itu. Gadis itu tak mengerti.
“Hmm, pemeriksaan kesehatannya baik. Takahashi-san baik sekali, dia memberiku jepit rambut ini, satunya lagi diberikan Yuuri-kun.”
“Manis sekali…”
“Takahashi-san juga bilang begitu. He he, apa yang Daiki-san bawa hari ini?“ Saifu tersenyum-senyum. Menanti Daiki untuk membuka bungkusan yang disebutnya dengan kotak bekal.
Daiki menghela nafas. Seolah ekspresinya berkata ‘Saifu, tak sadarkah kalau aku tadi memujimu?
“Aku bawa onigiri, sosis gurita juga, dan jus melon.” ujar Daiki, membuka kotak bekalnya.
“Yay!” ucap Saifu girang “Ng, tapi… sepertinya Takahashi-san tidak senang kalau aku makan selain yang disajikan untukku tiap hari…” ekspresinya seketika berubah murung.
“Hh, memangnya siapa dia? Ibumu? Hahaha.“ balas Daiki.
“Bukan, Takahashi-san itu ibunya Yuuri-kun.“ jawab Saifu kelewat polos hingga Daiki tak bisa menjawab. “Tapi kali ini saja. Biarkan aku makan bekal Daiki-san lagi. Makanan yang dibawa Daiki-san selalu enak, tidak seperti makanan yang disajikan untuk orang-orang di distrik. Eh, bukannya makanan-makanan itu tidak enak, hanya saja yang dibawa Daiki-san lebih enak.“
“Aku tahu...“

Entah sejak kapan menjadi kebiasaan mereka. Saat para pekerja istirahat, Saifu akan menyelinap ke ruangan mesin dan menghabiskan waktu bersama Daiki, berpartisipasi menghabiskan bekal Daiki lebih tepatnya. Daiki tak mengeluh jika harus membawa bekal ekstra setiap hari karena menurutnya ekspresi bahagia Saifu tidak bisa terganti.
Perusahaan memang menyediakan makanan untuk para pekerja di cafetaria. Tapi Daiki lebih suka membawa bekalnya sendiri, ia tak suka menu di cafetaria, semua dirancang sebagai ‘makanan sehat’. Sehat, tapi Daiki tidak suka rasanya. Yah, meskipun tak seburuk yang diberikan untuk para penghuni distrik. Makanan dan minuman yang diberikan untuk penghuni distrik dibuat khusus untuk setiap individu berdasarkan kebutuhan nutrisi secara terperinci demi kondisi yang selalu sehat dan ideal. Jika Saifu mengatakan ‘Bukannya makanan-makanan itu tidak enak’, Daiki tahu itu tidak benar. Makanan-makanan itu tidak enak, hanya saja para penghuni distrik sudah terbiasa.

Takahashi Biotech., sebuah perusahaan Bioteknologi yang mau membayar Daiki dengan bayaran cukup besar asal ia mau tutup mulut. Bagi seorang yatim piatu pengangguran yang hidup diera pasca “bencana besar” sepertinya, pekerjaan adalah kebutuhan mutlak. Awalnya Daiki mengira Takahashi Biotech. hanya sebuah perusahaan biasa, memproduksi insulin untuk penderita diabetes, vaksin untuk penyakit hepatitis atau bahan-bahan lain yang bahkan namanyapun tak pernah fasih ia lafalkan. Bukan hal seperti itu, tapi mereka disini menyediakan asuransi kesehatan.
Ada kalanya manusia menjadi sakit, tua, bahkan mati. Penyusun tubuh manusia –dari sel, jaringan, organ  hingga sistem organ dapat mengalami penurunan fungsi atau bahkan kematian total, dikarenakan gaya hidup, penyebab lain, maupun seiring bertambahnya usia. Namun alangkah nyamannya bila manusia punya sparepart yang siap digunakan untuk mengganti organ tubuhnya yang rusak kapan saja. Menerima donor organ dari orang lain kadang menimbulkan kesulitan karena reaksi penolakan yang kadang terjadi –dan itu tak bisa dilakukan sesuka hati. Tidak lagi, jika donor organ dilakukan dari orang yang sama, maksudnya –ehm- orang yang benar-benar identik secara genetik.
Di bidang itulah Takahashi Biotech. menjalankan spesialitas mereka. Setiap penghuni distrik Osaka 11 adalah klon dari orang-orang kaya di seluruh penjuru negeri. Siap untuk diambil organnya kapan saja klien membutuhkan. Mereka semua dibodohi, ingatan mereka diatur hingga kecerdasan mereka tak lebih dari anak sembilan tahun. Disini berlaku dogma bahwa “bencana besar” telah meluluh lantakkan seluruh negeri dan Osaka 11 ada untuk mereka yang selamat, disini adalah tempat yang sangat aman.
Ya, “bencana besar”. Memang sebuah fenomena yang lebih dari dua puluh tahun lalu merubah nasib hampir setengah bagian dunia dengan meluluh lantakkannya, tak terkecuali negeri ini. Semuanya berubah, pusat pemerintahan dan perekonomian kini berada di Tokyo. Wilayah lain tidaklah se-mentereng Tokyo, begitu halusnya. Beberapa daerah memang sudah terlihat seperti kota layak huni, tapi ada juga yang lebih terlihat seperti daerah kumuh bahkan sisa reruntuhan, dengan ‘pemerataan pembangunan’ yang selalu jadi agenda utama pemerintah kota. Entah bagaimana ketidakseimbangan itu bisa terjadi. Dan tempat ini dulunya adalah Osaka, perfektur dengan sejuta pesona, kini terasing dan didominasi padang gersang, tempat berdirinya dome  raksasa bernama Osaka 11 yang menjadi tempat tinggal para klon hingga hidup mereka diakhiri demi kepentingan orang-orang kaya yang membayar Takahashi dan rekan-rekannya.
Daiki faham benar. Tindakan membagi bekalnya dengan Saifu tidaklah dibenarkan oleh perusahaan. Bahkan disini interaksi penghuni dengan penghuni lain secara halus dibatasi, terlebih lagi jika dengan para pekerja atau staff yang berasal dari ‘dunia luar’. Diruang mesin tak ada CCTV, Daiki bisa menghabiskan waktu istirahatnya bersama Saifu dengan tenang, tentu saja dengan rekan-rekan teknisi yang bersedia bekerjasama dengan tutup mulut.

“Daiki-san, aku ingin tahu… dunia luar itu seperti apa? Kalau memang seburuk yang diceritakan, kenapa Daiki-san harus meninggalkan distrik lalu kembali besok harinya? Apa Daiki-san tidak takut? Kenapa Daiki-san tidak tinggal sepanjang hari saja di distrik?” tanya Saifu menerawang.
“Itu…” Daiki menelan ludah, jika ia salah bicara sedikit saja dan ketahuan pengawas distrik, ia akan kehilangan pekerjaan, bukan hanya itu tapi nyawanya bisa juga terancam. Ia bahkan tak sadar Saifu memperhatikannya pulang dan kembali ke distrik.“Yah, seperti yang kau tahu, diluar kau hanya bisa melihat reruntuhan. Tapi aku tak terlalu khawatir, karena tempat tinggalku sangat dekat dari distrik... tempat yang aman ini...“ ada campuran dari kekhawatiran, hati-hati dan rasa bersalah dari kalimat Daiki.
“Bolehkan suatu hari aku melihat ke tempat Daiki-san? Aku ingin tahu bagaimana Daiki-san memasak berbagai makanan yang enak.“ tanya Saifu lagi, kini penuh harap.
Daiki berpikir keras untuk bisa menjawab. Tapi untungnya, alarm tanda jam istirahat selesai menyelamatkannya dari kemungkinan salah bicara. “Baiklah, aku harus kembali bekerja.“
“Aku akan datang lagi besok!“
“Tentu. Aku akan menunggu.“
Saifu tersenyum dan meninggalkan ruang mesin. Daiki selalu menyukai seyuman itu, Saifu selalu tersenyum dengan tulus dan polos. Tapi terkadang Daiki tak menyukai tatapan mata Saifu yang bertanya-tanya, untuk Daiki tatapan itu terasa menuntut kebenaran dan menghakimi. Penghakiman atas kebohongan, yang dikatakan pada orang yang disukai.


Dua

Hari ini Daiki ditugaskan untuk memperbaiki sistem listrik di kamar salah satu penghuni distrik. Setelah menyelesaikan tugasnya, ia berjalan santai menuju ruang mesin sambil mengedarkan pandang, mencari sosok gadis berrambut hitam panjang yang tak lain adalah Saifu. Sebagian besar jam kerja Daiki dihabiskan di ruang mesin, jadi tak banyak kesempatannya bertemu Saifu jika bukan gadis itu yang mengunjunginya. Hampir seluruh penghuni distrik adalah orang dewasa, remaja yang bisa ditemui Daiki hanya Saifu, dan Yuuri. Ada yang sedikit aneh dari Yuuri, anak lelaki satu-satunya dari Takahashi Noeru. Pertama kali Daiki melihat Yuuri, ia terlihat seperti bocah lelaki manis berusia 13 tahun, bergelayutan manja dilengan ibunya. Beberapa bulan berlalu, dan Yuuri sekarang sudah tampak seperti remaja yang paling tidak umurnya adalah 17 tahun. Anak-anak jaman sekarang tumbuh begitu cepat.

“Aku ingin tahu... tentang Yuuri...” ujar Daiki.

Dan disinilah Daiki berada sekarang, ruang penelitian. Setelah seorang staff yang berjalan terburu-buru -sambil berkata istrinya akan melahirkan- meminta Daiki menaruh lab jas dan ID card-nya tanpa pikir panjang. Kini Daiki sedang dalam misi menyelinap, mengenakan ID card dan pakaian yang bukan miliknya.

“Ha ha ha. Aku tahu dia memang manis seperti anak perempuan. Kau ternyata...” balas Kota Yabu dengan senyuman jahil yang penuh arti. Yabu tak merasa curiga, ketidaktahuan Daiki serta merta membuatnya beranggapan bahwa ia adalah orang baru.
“Jangan menatapku begitu! Aku bukan orang dengan hobi semacam itu!“ balas Daiki sedikit kesal.
“Hey, jangan salahkan aku yang mengira macam-macam kalau kau bilang ingin tahu tentang Yuuri sambil menatap fotonya dengan intens.“
“Harusnya aku yang curiga padamu. Kau yang meletakkan fotonya dalam frame unyu, di dekat komputer pribadimu...“
“Jangan berpikir macam-macam! Noeru yang meletakkannya. Dia lumayan sering menghabiskan waktu kerjanya di ruangan ini. Jadi dia memaksa meletakkan foto Yuuri di sini, bukan hanya itu, di ruangan lain yang sering dikunjunginya juga pasti diletakkan foto Yuuri barang satu, Noeru itu son-complex!“
Dan saat itu Daiki bersyukur Takahashi tak pernah menghabiskan waktu kerjanya di ruang mesin.
“Aku hanya ingin tahu, kenapa Takahashi-san selalu membiarkan anak itu mengikutinya ke tempat seperti ini. Bukankah hal berbahaya bisa saja terjadi?“
“Sudah kubilang, dia itu son-complex. Noeru bahkan tak memasukkan Yuuri ke sekolah umum, yah… aku tahu itu memang tak perlu. Sebenarnya ini adalah cerita yang lumayan panjang, Yuri itu… awal revolusi perusahaan ini…”
“Maksudmu?”
“Sekarang sedang tak banyak kerjaan, aku akan menceritakannya padamu…”
Daiki hanya mengangguk singkat, menyimak setiap kata yang diucapkan Yabu.

“Dulunya Takahashi Biotech. hanya perusahaan bioteknologi biasa. Kami memproduksi berbagai protein untuk keperluan terapi. Tapi coba kau pikirkan, untuk apa kau sepanjang hidup bersusah-susah menyuntikkan pen tajam ke tubuhmu demi suplai insulin saat pankreasmu sudah rusak karena diabetes mellitus dengan resiko alergi, jika kau bisa mengganti pankreasmu dengan yang baru dan sehat…” papar Yabu kasual, sementara Daiki bersusah payah mencerna setiap kata-katanya dengan tetap mempertahankan ekspresi wajah agar Yabu tidak curiga.
“Jadi, apa hubungannya dengan Yuuri?”
“Sabar dulu, aku baru mulai. Aku dan Noeru pernah berada di kelas yang sama saat di universitas. Ia baru saja menyelesaikan kuliahnya ketika kedua orang tuanya meninggal karena pembunuhan saat pulang dari acara makan malam. Menurut penyelidikan, tak ada motiv pembunuhan terencana dari saingan bisnis karena barang-barang yang bibawa saat itu habis dicuri, mereka murni jadi korban perampokan. Hal itu membuat perusahaan otomatis jatuh ke tangan Noeru. Banyak yang meragukan kemampuan Noeru karena usianya yang masih muda, tapi seiring berjalannya waktu dan bantuan dari orang-orang kepercayaan perusahaan, stabilitas sedikit demi sedikit bisa dikembalikan...“

“Diusia semuda itu, Noeru memang menanggung beban yang berat. Tapi ada satu yang menjaganya tetap bahagia, lelaki yang sudah sejak kuliah dikenalnya dan selama lebih dari setahun tinggal bersamanya, pacarnya. Yah, bisa dibilang... ayah dari Yuuri. Pukulan kedua diterima Noeru saat orang  itu meninggal dalam kecelakaan. Tapi Noeru seakan mendapat harapan baru ketika tahu dirinya hamil...“

“Yuuri...“

“Ya. Noeru bersikeras mempertahankan bayinya meski harus membesarkannya seorang diri. Tapi semuanya tak berjalan mulus, dokter mengatakan bahwa kehamilan Noeru bermasalah dan jika tetap dilahirkan, bayinya tak akan bertahan lama. Kegembiraan Noeru luar biasa saat Yuuri lahir, tapi tak butuh waktu setahun hingga ia jadi hampir gila karena bayinya sekarat.“

“Dan saat itulah semuanya dimulai. Noeru memaksa perusahaan untuk melakukan kloning manusia pertamanya, dengan probabilitas keberhasilan kurang dari sepuluh persen.“

“Kupikir, anak itu tidak seperti para penghuni distrik...“ Daiki mencoba menimpali.

“Mungkin bagi perusahaan lain, percobaan melakukan kloning manusia bukan hal yang luar biasa. Tapi bagi kami, hal itu sama sekali baru saat itu. Kami biasanya hanya melakukan kloning gen untuk produksi protein rekombinan, tak dihantui perasaan bersalah jika terjadi kegagalan. Kloning manusia pertama kami sukses dan Noeru kembali mendapatkan putra kesayangannya, klon yang identik. Tidak sepenuhnya identik juga, karena kami merekayasa gen-nya, menyisipkan beberapa pembawa genotif yang diinginkan Noeru –menjadikan Yuuri anak yang sehat. Yuuri yang setiap hari kau lihat itu tidak lagi menjadi milik ibunya secara personal, ia milik perusahaan, kondisinya dipantau setiap saat, hidupnya didedikasikan untuk perusahaan dan saat ia mati mayatnya akan ditempatkan di laboratorium penelitian perusahaan ini.”
“Dan setelah itu, revolusi bagi perusahaan ini pun dimulai. Kami menyediakan kloning untuk donor organ bagi orang-orang yang menggunakan jasa kami dan dalam waktu singkat, perusahaan berkembang dengan sangat pesat hingga seperti saat ini. Aku tahu kloning manusia masih belum diijinkan sampai saat ini dan bisa jadi apa yang kami lakukan melanggar hukum. Tapi masih saja ada yang terus bekerja untuk perusahaan. Sebagian karena obsesi pengembangan ilmu pengetahuan dan sebagian lagi karena kebutuhan materi...”
“Tunggu, kau bilang kloning manusia memiliki tingkat keberhasilan yang rendah dan yang kutahu, butuh beberapa kali hingga didapatkan klon yang bertahap hidup. Apa saat kelahiran Yuuri, semuanya berjalan dengan keberhasilan langsung?”
“Hahahaha!” Daiki sedikit kaget ketika Yabu tiba-tiba tertawa, “Kau pikir kami apa? Penyihir? Tentu saja hal seperti itu hampir tidak mungkin terjadi. Aku masih ingat betul. Saat kami ‘menciptakan‘ Yuuri, digunakan lebih dari 150 sel telur digunakan untuk menghasilkan 30 embrio. 9 berhasil dilahirkan, sebagian besar dari mereka cacat dan hanya satu yang berhasil hidup dengan normal, hingga sekarang.“
“Jadi, mereka dilenyapakan...?“
“Ya...“
“Seperti yang kalian lakukan saat menciptakan para penghuni distrik?“ Daiki meremas ujung lab jasnya, berharap akan mendegar jawaban ‘tidak‘ atau alternatifnya dari Yabu.
“Ya, seperti itu singkatnya. Ayolah, ada apa denganmu, orang baru? Kalau kau ingin memproduksi protein rekombinan, pergi saja ke tempat lain. Aku sudah bosan dengan bakteriofag, plasmid dan hal-hal semacam itu!“
Kalau tidak menahan sekuatnya, bukan tak mungkin Daiki akan memuntahkan sarapannya. Ia benar-benar mual, mendengar Yabu menceritakan tindakannya melanggar hukum dengan menciptakan manusia dan dengan tangan dingin membunuhnya, semua itu dikatakan dengan kasual, seperti menceritakan pesta yang dilalui semalam dengan teman kelas.

Tapi keduanya kemudian dikagetkan oleh pop-up yang muncul di komputer Yabu.
“H... kupikir hari ini bakal sepi order...“
“Apa itu?“
“Ini order dari klien, hari ini aku yang bertugas menerimanya.“

“Ng?“
Daiki melongok untuk melihat pesan yang diterima Yabu, dan kepalanya seperti tertimpa beban luar biasa berat saat melihat nama dan foto yang terpampang di komputer Yabu. Tanpa bertanyapun Daiki sudah tahu, bahwa penghuni distrik yang bersangkutan akan segera dikorbankan demi kepentingan klien, pemegang polis asuransinya.

Saifu Suzuki

Tak bisa menghabiskan waktu lebih lama lagi ditempat itu, Daiki melarikan diri tanpa permisi. Perasaannya bercampur aduk. Baru saja ia menerima informasi mengejutkan tentang apa yang sebenarnya dilakukan Takahashi, sekarang ia tahu bahwa Saifu akan segera diambil darinya. Saifu memang bukan miliknya, tapi kehilangan gadis itu adalah hal yang sangat tidak ia inginkan.
Daiki tak peduli jika ia menabrak seseorang, dipandang dengan aneh atau harus menghindari kejaran petugas keamanan distrik. Seiring kakinya terus berlari, yang ada dipikiran Daiki hanya satu, membawa Saifu kabur dari tempat ini, kedunia luar.

To be continued to next chapter: 2. The Runaway.


.oOo.

B/A 2 : Akhirnya chapter 1 beres dengan nista. Hiks, saya kangen Yuuri yang imutnya kayak anak 13 taun T^T #abaikan. Ada yang bingung sama tema bioteknologi di cerita ini? Pasti enggak, dong. Istilah yang saya pake juga yang simple-simple aja. Kalaupun ada yang bingung, saya sediain Glosarium. Oiah, saya juga menerima pertanyaan dengan hati terbuka kalau ada yang mau nanya tentang tema bioteknologi di cerita ini. Kayak “Kenapa sih, orang-orang kaya itu gak pake teknik stem cell aja?” #dorr atau “Tolong jelaskan proses ‘pembuatan’ Yuuri secara jelas dan terperinci!” (Yuuri hasil kloning loh, ya. Bukan yang lahir secara normal XP #plakk), “Kenapa Daiki gak jadi model atau penyanyi aja malah jadi mekanik?” #ehh, atau malah “Apa yang dilakukan author saat dikelas Bioteknologi?”. Apapun. Pokoknya, comments are love :3


.oOo.
Glosarium
Gen, potongan DNA yang mengode protein atau RNA.
Genotif, sifat genetik dari sel, organisme atau individu. Biasanya berhubungan dengan karakter.
Kloning, teknik penggandaan gen yang menghasilkan keturunan yang secara genetik identik dengan induknya. Yang dulu dibikin Takahashi Biotech. itu kloning tingkat gen/DNA untuk produksi protein rekombinan. Kalau yang dipakai buat ‘bikin’ Yuuri sama Saifu itu kloning tingkat organisme, yaitu kloning reproduksi.
Klon, hasil kloning, dong XP
Protein Rekombinan, protein hasil DNA rekombinan. Semacem hormon atau vaksin rekombinan. Biasanya dipakai untuk keperluan terapi.
Bakteriofag, Plasmid dan hal-hal semacam itu, vektor pembawa yang diperlukan untuk melakukan kloning gen.
Sel telur, diperlukan pada proses kloning reproduksi. Sel telur yang sudah dibuang intinya dipakai untuk menerima transfer inti dari sel donor/somatic cell (somatic cell nuclear transfer), habis itu jadilah zigot hasil kloning, jadi embrio dan jadi bayi. Yah, seperti itu.


.oOo.

Sabtu, 24 Maret 2012

Not Sure

NOT SURE IF MAGAZINE PHOTO SESSION OR SHOUNEN AI DRAMA PROMO POSTER.

First Post, Pic Spam and Netherlands

La la la derping~
This is my first post. Well, English is not my first language but it's likely I'll make my post in English, for some reason.
I don't know what to post, so I make a pic spam. LOL

That is me, derping with my webcame, LOL. In first pic I look like umm... yandere, oh no, obsessive fangirl, or maybe stalker. Ahahahaha.
One can simply stalk Koninkrijk der Nederlanden. He's right there:
#WTH


Ok, it's enough for spamming. Then, let drool...
een
twee
drie

Marry me, Neth XD
Marry me, Neth XD
Marry me, Neth XD

Erico Lotus-sama... mother of pixiv artist O.O